Monday, February 24, 2014

Booklicious: BRIDA



Review novel  : Brida
Penulis             : Paulo Coelho
Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama

Pada awal saya mau memulai baca novel “Brida” ini, sejenak saya tertegun melihat covernya. Tiba-tiba saya teringat suatu ketika saya sedang… #ahsudahlah (…sedang kreatif heheh), saya pernah membuat sketch seorang wanita yang menghadap ke belakang seolah membelakangi yang melihat dan menatap lurus ke depan ke tempat yang ia tuju. Posisi dan “ide”nya sama dengan cover novel ini. Check this out!


Novel ini sudah saya beli sejak lama, namun baru disempatkan membacanya minggu ini. Seperti judulnya, novel ini bercerita tentang perjalanan kehidupan seorang wanita bernama Brida, berusia 20 tahun, mahasiswi dan pekerja. Brida berusaha mencari Guru untuk menemukan dan mengasah Bakat-nya sebagai seorang penyihir, ilmu yang menghubungkan antara dunia kasat mata dengan yang tak kasat mata.

Dalam pencariannya dengan sengaja dia mendatangi seorang Guru yang tinggal menyendiri di tengah hutan. Guru itu bernama Magus dan darinya Brida belajar tentang Tradisi Matahari, menaklukkan Malam Kelam, tentang keberanian. Magus mengajarinya bukan dengan cara ceramah atau bercerita, tapi dengan mengalaminya sendiri. Pesan Magus pada Brida bahwa ketika ia sudah menemukan jalannya, Brida tidak boleh takut, Brida harus berani untuk melakukan kesalahan, berani menghadapi kekecewaan, kekalahan dan keputusasaan. Dan Brida harus berani melanjutkan perjalanannya meskipun dia akan menemui semua perasaan tersebut.



Setelah berhasil menumbuhkan keberanian yang diajarkan oleh Magus, Brida pergi ke sebuah toko buku bertema okultisme, yang tak pernah mengiklankan tokonya di media manapun, namun orang-orang berdatangan karena rekomendasi dari orang lain. Dan kedatangan Brida tak begitu dihiraukan oleh pemilik toko yang sedang sibuk dan segera berubah menjadi baik ketika Brida menghampiri dan bercerita kepadanya bahwa dia telah diterima menjadi murid Magus. Bahkan pemilik toko itu merekomendasikan sebuah nomor telpon untuk dihubungi, nomor Wicca, yang menjadi Guru bagi Brida selanjutnya.

Sama seperti Magus, Wicca juga tak banyak bicara ketika memberikan ‘ilmu’nya. Brida harus mengalaminya sendiri, mempraktekkannya langsung, rutin setiap hari, hingga sampai pada suatu titik dia mengerti apa yang diajarkan. Wicca mengajarkan Tradisi Bulan dan Brida merasa lebih cocok dengan ilmu yang diajarkan Wicca, dan dia mendalaminya. Meskipun, entah kenapa, ketika dia merasa kesulitan atau apapun, dia selalu kembali pergi ke Magus dan menjadi tenang kembali setelah bertemu dengannya.

Sejalan dengan bertambahnya ilmu yang dikuasai Brida, akhirnya dia bisa melihat cahaya di pundak kiri Pasangan Jiwa-nya, dia adalah Magus. Magus sudah mengetahuinya sejak pertama mereka bertemu, namun membiarkan Brida mempelajari dan mengalaminya sendiri. Ketika Brida tau bahwa ternyata Magus adalah Pasangan Jiwa-nya, dia sudah memiliki seorang kekasih bernama Lorens.

Pada akhir cerita, Brida berhasil mencapai malam inisiasi atau ‘penobatan’ dirinya sebagai seorang ahli sihir Tradisi Bulan dan memilih hidup bersama Lorens yang sangat mencintai dan dicintainya.

Novel ini sarat akan pelajaran kehidupan yang dikiaskan dengan cerita fiksi yang menarik. Paulo Coelho selalu bisa membuat pembacanya memiliki “film” sendiri ketika membaca kisah yang diceritakan di buku-bukunya. Dan dia menghormati “film-film” pembacanya dengan tidak pernah menerima tawaran untuk mem-film-kan novelnya.



Happy reading,


@indaaja
Indafs.blogspot.com

No comments:

Post a Comment